KPAD News, 12/05/12
Bertempat di Hall lantai 3 Perpustakaan
Umum Kota Malang, Sabtu (12/5) malam, Walikota Malang Peni Suparto yang juga
bergelar KRNt Peni Suparto Adhinegoro, bersama dengan Sri Sultan Hamengkubuwono
X, menjadi narasumber dalam acara dialog Budaya Jawa. Acara dialog ini diawali
dengan pembawa acara Dwi Cahyono, penikmat sejarah Kota Malang sekaligus
pemilik Museum Inggil ini mencoba mengantarkan pemaparan budaya Jawa oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono X.
Menurut Sultan, sebagai pemimpin
tidak boleh ambisi, dan selalu memegang teguh janji. "Dalam masyarakat
Jawa, seorang pemimpin mempunyai simbol keris, yang diartikan harga diri dan
pada hakekatnya pemimpin adalah hidup bukan untuk kepentingan duniawi”,
demikian Raja Kesultanan Jogya ini menjelaskan.
Sri Sultan Hamengkubuwono X
menambahkan bahwa pemimpin itu harus bekerja kepentingan rakyat, dan seorang pemimpin
juga harus mempunyai sifat mukti yaitu mengabdi. "Pemimpin juga harus
mengayomi rakyatnya. Naga dalam Jawa dikatakan berwibawa, merak diartikan
intelektual, arti semua seorang pemimpin harus berwibawa dan intelektual,"
tandas Sultan.
Pada sesi berikutnya, Walikota
Malang Peni Suparto dalam dialog ini menambahkan bahwa, sebagai pemimpin harus
mawas diri, berani menyampaikan yang benar juga " Ing Ngarso SunTulodho
Tut Wuri Handayani ".
Seorang pemimpin harus menjadi
koco atau cermin, dan harus memikul kesusahan rakyatnya, dan kalau ada di
belakang harus bisa mengontrol yang didepan, juga harus memegang teguh
Pancasila, merah putih, Ketuhanan dan keadilan,” imbuhnya pada saat pemaparan.